PAJERO SPORT

Hasil Tes Lengkap Mitsubishi Pajero Sport V6 Bensin di Indonesia





Tadinya kami menganggap tidak akan ada perbedaan signifikan antara Pajero Sport diesel dan bensin dengan konfigurasi V6 ini. Memang bicara torsi, versi bensin dengan volume 2.998 cc V6 kalah mutlak.
Ia hanya mengembuskan torsi 281 Nm, sedangkan diesel VGT pada Pajero Sport Dakar Hi-Power mampu hingga 350 Nm. Di lain sisi, tenaga V6 mencapai 216 dk, dimana versi diesel hanya 178 dk. Keduanya menggunakan rasio gigi transmisi 5-speed serupa, tapi bensin dilengkapi final gear lebih besar.

Distribusi tenaga Pajero Sport bensin terasa lebih halus. Lonjakan daya tidak terlalu besar, walau saat tenaga puncak sangat terasa dorongan di roda belakang. Deru khas mesin V6 kental terdengar.
Ia mencatat sprint 0-100 km/jam dalam tempo 10,80 detik. Kalah tipis 0,2 detik dari diesel. Asyiknya, raungan parau dari knalpot terdengar sangat menggetarkan. Layaknya memacu sebuah mobil sport.

Meski begitu, ia kehilangan karakter mesin diesel yang berlimpah torsi di kecepatan sedang. Butuh waktu sebelum mobil me­lontarkan tubuh Anda saat menyalip mobil. Bagi Anda penyuka self-driving, karakternya tidak senikmat diesel. Ditambah tidak ada lagi desing khas mesin diesel. Transmisi dengan teknologi konvensional kian menghambat lajunya.
Aplikasi final gear lebih besar membuat dayanya di putaran bawah terimbangi. Ia mampu keluar dari kemacetan jalan dengan mulus saat gaya mengemudi halus diterapkan. Sayang, kelebihan tersebut masih tetap harus ditebus oleh konsumsi BBM seboros 8,0 km/l di rute dalam kota.

Sebenarnya di rute tol ia mampu cruising 100 km/jam pada putaran mesin serendah 2.200 rpm. Tapi sepertinya mesin V6 yang telah disematkan teknologi katup variabel berlabel MIVEC belum mampu membuatnya lebih irit.
Ditambah transmisi otomatis yang sepertinya masih banyak power-loss, ia hanya mencatat figur 11,8 km/l di tol. Sebagai pembanding, walau tetap boros untuk sebuah mesin diesel mo­dern, tapi Pajero Sport Dakar Hi-Power mampu menembus 13,2 km/l di tol dan 9,8 km/l di dalam kota. Bobot 1,8 ton merupakan handycap terbesar.

Bicara tampilan, versi bensin tidak berbeda dari diesel. Dimensi dan lekuk tubuhnya masih sama persis. Kalaupun ada beda, terdeteksi pada hendel pintu dan spion samping sewarna bodi. Pembeda lainnya adalah emblem V6 MIVEC di sepatbor dan V6 3.0 di pintu bagasi. Masih gagah, tapi sudah butuh sentuhan lebih lanjut.
Masuk ke dalam juga begitu. Sudah terasa usang mengingat hanya terdapat perubahan minor pada versi facelift. Memang aplikasi panel kayu di beberapa sudut dan kelir two-tone membuatnya terkesan lebih mewah, namun itu tak menutup kebutuhan untuk menyegarkan wajahnya.
Posisi duduk tinggi diberikan oleh bangku kulit hitam dengan aksen jahitan putih. Untuk kebutuhan traveling ke luar kota, posisi duduk Pajero Sport terasa pas. Apalagi didukung akomodasi berlimpah hingga bangku baris ketiga. Pola lipat bangku mudah masih menjadi ciri khasnya.

Penempatan blower AC harus mengalah mundur karena keberadaan sunroof. Posisinya lebih tepat untuk penumpang baris ketiga. Sementara penum­pang baris ke-2 hanya mengandalkan embusan dari dasbor.
Suara mesin lebih halus menjadi pembeda paling tegas antara Pajero Sport ini dan rekan sejawat bermesin diesel. Pun dengan karakter dan performa mesin, versi diesel lebih unggul. Keunggulan lain versi diesel adalah harganya yang hanya Rp 444 juta, sementara versi bensin ini mencapai Rp 484,5 juta.


Tidak ada komentar: